Welcome!

I am Cinta Nazwa Blogger

Read Here! Contact

About Me

Reading
Writing
Speaking
Who am i

Cinta Nazwa.

Halo, aku Cinta Nazwa. Seorang perempuan yang senang mengabadikan hidupnya lewat tulisan, karena pikirnya, dengan menulis ia bisa berselancar kembali pada hidupnya 5, 10 atau 20 tahun setelah tulisannya digoreskan. Selamat membaca!

My Blog

 sejatinya.....

seluruh yg ada di dunia ini akan berpisah.

orang tua, yang sangat menyayangi anaknya.

teman-teman, yang dominan dipersatukan oleh pendidikan.

harta, yang dicari oleh banyak mata.


semuanya akan berpisah.


karena sejatinya, hanyalah doa yang pergi dan kembali.




Tentang Waktu



ini cerita tentang waktu

dia sangat suka sekali berjalan

awalnya dia berjalan dengan lambat

tapi sekarang dia sudah berjalan secepat kilat


dan suatu ketika,

waktu bertemu & berteman dengan kesempatan

saking dekatnya, mereka seperti sepasang- sepatu (tak terpisahkan)

sepertinya waktu sangat senang saat bertemu- dengannya


tapi tak lama setelah itu,

saat kesempatan mengendarai sebuah- kendaraan,

dia tertabrak oleh kesia-sian dan kemalasan

akhirnya dia pergi(mati)

dan waktu sangat sedih

juga kesia-siaan dan kemalasan pun merasa- bersalah


akhirnya waktu kembali berjalan dengan lambat- karena dia sangat sedih.

dan dia pikir tak akan pernah(lagi) bertemu- dengan kesempatan

dan waktu pun bergumam,


"Selamat tinggal!"


Dialog Kita Kala Hujan.

Langit biru yang membentang tadi sudah kehilangan matahari saat aku hendak memesan kopi di kafe yang tak jauh dari rumah. "Sial, perasaan ini datang lagi." gumamku, kala lihat kamu di kursi pojok kafe tempatku memesan kopi. 


"Aduh... semoga dia ga lihat balik deh." kataku.


Sebetulnya aku kesana hanya ingin mengerjakan tugas kuliah dan kerjaan yang menumpuk, mencari suasana baru istilahnya. Eh, malah ketemu kamu(?). Setelah memesan, aku duduk perlahan di kursi yang tak jauh darinya -karena saat itu, lagi rame- .


Tak sampai 5 menit, abang-abang kafe memanggil namaku, katanya kopi yang kupesan tadi sudah selesai disajikan. "Aduh bang, kenapa manggil namaku kencang-kencang, kan dia jadi dengar." gumamku, lagi.


"Eh, Cinta?" katanya, dengan mata yang berbinar.

"Kamu ga boleh nge reog, Cinta. please, calm down." bisikku dalam hati.

"Eh, hai. kamu? apa kabar?"

"Alhamdulillah baik banget, kamu gimana?"

"A-aku juga baik."

"Eh, kamu duduk di sana? kenapa ga bareng aku aja sini? kan kosong."

"Yaelah takut ganggu kali kalau aku di situ."

"Dimana letak ganggu nya? haha, santai aja, ayo sini, disampingku."

"Ya udah deh, oke." Suasana hatiku tak tertahan, ingin teriak aja rasanya. Ternyata dia masih mengenaliku, ya. Syukur deh.

"Tumben kesini."

"Iya nih, lagi suntuk aja ngerjain kerjaan di tempat yang sama mulu tiap hari."

"Hmm, pantesan."

"Gimana? kamu udah terbiasa pakai notion, belum? waktu itu kan aku yang ngajarin." ujarnya lagi, sambil terkekeh seperti mengejekku.

"Udah dong, makasih, ya. Udah mau ajarin aku waktu itu. Ngomong-ngomong, kok kamu masih ingat aku, sih?"

"Pertanyaan yang gamau aku jawab."

"Kenapa?"

"Ya lagian, kamu sendiri juga udah tau jawabannya."

"Emang apa?"

"Aku ga akan pernah lupa sama kamu, Cinta. Ga pernah bisa."

"Kenapa?" lagi-lagi pertanyaanku ini.

"Kamu ingat 6 bulan itu? saat di mana kita terus saja berkomunikasi setiap hari nya? Ya, walaupun status kita saat itu undetectable, tapi tetap saja, aku gabisa lupa."

"Oh, sama." Aku bergumam

"Yah, kayak gitu deh, rumit. Walaupun aku udah lama ga ketemu kamu, tapi rasanya dekat." lanjutnya.


Hari itu adalah hari dimana aku tidak pernah menaruh harap akan bertemu manusia yang pernah mengisi hari-hariku. Aku cukup senang dengan hadirnya hari itu, karena aku dan dia bisa lagi berbincang, walau tak lagi sama seperti dulu.


(tulisan ini mengandung 85% fiksi dan 15% real. Thank you for reading, have a nice day!)

Pesan

Tanpa alasan dan tanpa permulaan apa-apa
Dengan latar belakang yang berbeda
Dan dengan beban yang berupa-rupa
Kita bertemu bertukar asa


Walaupun kamu terkadang sanguinis
Dan terkadang melankolis
Tapi rasa persaudaraan takkan terkikis
Dan akan saling menggubris


Banyak sekali yang ingin aku ucapkan
Tapi entah mengapa bibir ini disulitkan
Takut diri ini menyakitimu
Takut persahabatan ini rusak karena ucapku


Wahai sahabatku,
Dengan sepenggal tulisan yang kubuat,
Aku harap pesan ini tersampaikan dengan erat


Wahai sahabatku,
 Aku ingin tetap bersamamu sekarang, juga kelak.
Maka...
"Temani aku sampai surga, ya!"



Saudarimu,
Cinta





Temaram

Huh. Sudah lama rasanya tak berbincang dengan temaramnya dunia kelabu. Sedikit membicarakan pena dan rautan, yang mungkin seringkali jadi rebutan, “kak terimakasih, ya.” kata bocah itu. Sambil tersenyum manis, ciri khas manusia bahagia.











Contact Me

Address :

Bandung, Jawa Barat,
Indonesia

Email :

cintanazwa1525@gmail.com